Senin, 23 Agustus 2010
Dampak Pemindahan Ibukota dalam bidang Ekonomi
Sempat mencuat pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke Kalimantan tengah. Hal itu disebabkan karena tidak strategisnya letak Jakarta dan keadaan kota Jakarta yang amburadul. Banyak berbagai pihak yang berpendapat bahwa sangat tepat pemindahan ibukota tersebut karena berbagai alasan yang tidak mendukung Jakarta menjadi ibukotra negara lagi . Namun dalam pemindahan ibukota Negara dapat menimbulkan dampak di berbagai bidang, salah satunya bidang ekonomi.
Dalam pemindahan ibukota negara, semua harus diperhitungkan sedemikian rupa. Misalkan dalam pendanaan infrastruktur yang tidak sedikit yang memang harus menunjang aksebilitas yang lancar jika memang ingin dijadikan sebagai ibukota negara. Kalau diperhatikan, kondisi keuangan APBN saja masih defisit walau mengalami pertumbuhan positif dari tahun-tahun sebelumnya dan itu pun masih ditutup oleh hutang luar negeri. Lalu menurut ekonom yang juga Dekan Universitas Indonesia, Firmanzah, jika pindah, biaya yang dikeluarkan itu bisa setara dengan kerugian yang diterima kalau tetap di Jakarta dan tidak akan memecahkan masalah yang melanda Jakarta sebagai ibukota negara. Lagi pula jika kita pikirkan secara sederhana pun pemindahan tersebut perlu analisis dan kajian yang sangat teliti sehingga tidak membuat suatu program yang akhirnya membuat masalah baru. Kemudian menurut Arsitek perkotaan Marco Kusumawijaya , Direktur Rujak Center for Urban Studies, menilai bahwa Jakarta masih memiliki infrastruktur yang lebih baik dibanding daerah lain. Pemindahan ibu kota hanya akan membuat konsentrasi pembangunan tidak akan berjalan dengan baik. Mungkin bisa di bayangkan kalau melakukan pemindahan dengan cara yang kurang siap seperti pemilihan Jakarta sebagai ibukota negara di masa lalu, tentunya akan menghasilkan sesuatu yang menjadi “PR” yang rumit untuk pemerintah kedepannya.
Overall, pemindahan ibukota negara juga akan menimbulkan implikasi yang meluas ke berbagai sektor selain ekonomi. Namun, dibalik implikasi itu semua mungkin saja menjadi salah satu jalan keluar dalam permasalahan ketimpangan pembangunan dan amburadulnya Jakarta saat ini. Tentunya dengan kajian dan perencanaan yang matang serta sikap cepat tanggap semua lapisan jika suatu saat program itu direalisasikan. Karena banyak negara yang telah berhasil melakukan pemindahan ibukota negaranya dengan konsisten mengikuti ketentuan-ketentuan tersebut. Jika negara lain bisa, mengapa kita tidak bisa? Just remember, we’re the tiger of asia, so..Pasti bisa!
Kamis, 12 Agustus 2010
Jam Mekkah yang mengalahkan Big Ben, Apakah bermanfaat?
Bismillahirrahmaanirrahiim, udah lama ga posting lagi nih, kepentok sama urusan ospek, hahaha. Okelah tak perlu basa-basi, gue pengen berbagi sedikit apa yang gue pikirkan dan gue tau beritanya 5 menit yang lalu. Bisa kalian liat di samping ini? Menara jam dengan empat sisi ini adalah kepunyaan Kerajaan Arab Saudi yang akan dipasang di atas sebuah pencakar langit besar yang memiliki tinggi total sekitar 600 meter atau tertinggi kedua di dunia setelah Burj al Khalifa di Dubai.
Jam ini juga akan membuat jam yang menjadi landmark kota London, Big Ben, yang pernah menempati posisi sebagai jam empat sisi terbesar di dunia, menjadi terlihat kecil. Dengan diameter sekitar 40 meter jam Saudi ini akan lebih besar dari juara dunia jam terbesar saat ini yakni jam Mall Cevahir di Istanbul, yang memiliki lebar 36 meter dan ditaruh di atap sebuah kompleks perbelanjaan.
Pemandangan sekitar masjid suci Mekkah dan Kabah merupakan bagian dari upaya Saudi untuk mengembangkan kota yang dikunjungi oleh jutaan jamaah haji setiap tahunnya. Percobaan jam ini akan dilaksanakan pada pekan pertama Ramadhan. Saat ini hanya satu sisi dari empat sisi jam yang telah dibangun dan dilapisi dengan 98 juta lembar kaca mosaik.
Di setiap sisi jam tersebut akan tertulis 'Allahuakbar' dalam bahasa Arab dilengkapi dengan ribuan lampu warna-warni. Jam akan terlihat dari jarak sekitar 25 kilometer. Sebuah dek observatorium direncanakan dibangun di dasar jam. Sebentuk bulan sabit emas yang sangat besar dengan diameter 23 meter akan diletakkan di atas jam serta akan ditembakkan lampu ke arah bulan sabit tersebut. Seluruh jam, dari dasar sampai dengan bulan sabit, itu sendiri akan memiliki tinggi 251 meter.
Insinyur Jerman dan Swiss adalah pihak yang merancang jam spektakuler. Menurut Departemen Agama Wakaf, seluruh proyek akan menelan biaya sebesar 800 juta dolar AS. Pada saat yang sama komplek tujuh menara sedang dibangun oleh pengembang Saudi, Binladen Group.
Sumber: http://id.promotion.yahoo.com/ramadan/article?blogid=ramadan&postid=15&viewPost=1
Sekarang udah cukup tau kan itu apa? memang Subhanallah banget sih bisa ngalahin Big Ben dan menjadi watch tower yang paling megah, But! sekarang yang gue pikirkan adalah apa ini berguna untuk kepentingan umat yang ada di sana dan umat Islam yang ada di seluruh dunia? Bukannya gue ga menghargai suatu Mahakarya, tapi bukankah saudara-saudara muslim yang lain sedang mengalami suatu kesusahan--misalnya palestina, afghanistan, irak, dll-- yang sangat sangat membutuhkan uluran tangan dari negara-negara muslim yang mampu? lagian yah, kita kan dilarang untuk berlebih-lebihan dalam apapun, apalagi berlomba-lomba dalam bermegah-megahan satu sama lain. am i right?
Kenapa ga dipikirkan untuk mengadakan sesuatu yang lebih berguna lebih banyak lagi untuk sesama muslim lainnya? seperti Program beasiswa untuk 200 juta siswa di seluruh negara muslim secara bertahap gitu, pembangunan sekolah-sekolah untuk negara-negara muslim yang masih tertinggal, pemberian bantuan sosial secara terus menerus dan sebagainya yang berhubungan dengan pembangunan yang berkelanjutan di berbagai bidang. Jangan malah bangsa lain yang mayoritas nonmuslim yang lebih giat aktif dalam pemberian bantuan sosial secara gratis, harusnya itu pun sudah cukup sebagai tamparan agar lebih sensitf terhadap saudara sendiri yang seiman.
Allah pun melarang orang-orang yang hidup bermegah-megahan sehingga melalaikan Tuhannya. Firman Allah dalam Surat al-Takatsur ;
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ {1} حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ {2} كَلَّا سَوْفَ
تَعْلَمُونَ {3} ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ {4} كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ
عِلْمَ الْيَقِينِ {5} لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ {6} ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا
عَيْنَ الْيَقِينِ {7} ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ {8
Artinya; “Bermegah-megahan menyebabkan kamu melupakan Allah sampai masuk ke liang kubur. Jangan begitu nanti kamu akan mengetahui. Kemudian jangan begitu nanti kamu akan mengetahui. Jangan begitu nanti kamu akan mengerti dengan pengetahuan yang yaqin. Kamu akan mengetahui neraka jahim”
Larangan Allah kepada manusia yang hidup bermegah-megahan dalam ayat di atas, disebutkan sebanyak tiga kali dengan kalimat “kalla”. Hal ini menunjukkan bahwa larangan tersebut sangat keras, dan menunjukkan bahwa hidup bermegah-megahan menjadikan pelakunya melupakan kewajiaban dirinya kepada sesama dan kewajiban dirinya kepada Allah. Ia menjadikan dunia ini sebagai tujuan akhir, padahal dunia seisinya hanya sekedar tanda yang akan menunjukkan atau mengantarkan manusia mencapai tujuan hidupnya. Allah menciptakan manusia dan jin adalah untuk beribadah. Dan dalam beribadahnya harus ditujukan hanya kepada Allah semata.
Terus kenapa masih melupakan? padahal surat ini sangatlah banyak yang hafal.
gue bingung.
Lagian bangunan itu menurut gue hanyalah perlambang dari suatu kebisuan dan kemegahan semu semata, yang lebih WORTH itu kan ilmu, ilmu yang dapat menyinari apapun hingga akhirnya dapat membangun peradaban manusia yang lebih bermoral, bertakwa, dan lebih baik. Mungkin kalian juga tahu kalau umat Islam itu pernah menjadi pusat peradaban di dunia ini saat masih memegang teguh Al-Quran, Sunnah, dan mencintai ilmu. Kenapa ga berpikir samapai kesitu? Kenapa ga berniat yang teguh untuk membangunkan kejayaan lagi? Kalau mau dikatakan jujur pun, saat ini umat islam mayoritas terlalu "disetir" oleh pemikiran dan budaya-budaya barat yang notabenenya adalah nonmuslim serta sikap skeptis satu sama lain untuk maju. Apakah sama pendapat kalian sama gue?
gue juga nemu hadist yang lain sebagai pertimbangan kita agar lebih memilih membantu saudara seiman.
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda : “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutup aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya. Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, pasti Allah memudahkan baginya jalan ke surga. Apabila berkumpul suatu kaum di salah satu masjid untuk membaca Al Qur’an secara bergantian dan mempelajarinya, niscaya mereka akan diliputi sakinah (ketenangan), diliputi rahmat, dan dinaungi malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan makhluk-makhluk lain di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalannya, maka tidak akan dipercepat kenaikan derajatnya”. (Lafazh riwayat Muslim)
[Muslim no. 2699]
Last words,
Mungkin saat ini kita hanya dapat berdoa saja agar bangsa-bangsa muslim yang diberikan kelebihan dapat memberikan suatu kontribusi yang lebih banyak lagi agar kecerdasan dan kelestarian ilmu untuk umat dapat di maksimalkan dan seraya selalu memohon agar kita dijauhkan dari sikap berlebihan dan bermegah-megahan.
amin.
Langganan:
Postingan (Atom)